Dalam pengembangan perangkat lunak, software prototyping adalah salah satu langkah krusial yang menentukan keberhasilan proyek.
Prototyping membantu tim dalam memvisualisasikan ide, mengumpulkan feedback dari pengguna, dan mengurangi risiko kesalahan sebelum pengembangan penuh dilakukan. Namun, banyak proyek gagal karena kesalahan dalam tahap ini.
Kesalahan dalam software prototyping bukan hanya membuang waktu dan biaya, tetapi juga bisa menyebabkan produk akhir tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Dalam artikel ini, Anda akan mengetahui tujuh kesalahan umum dalam software prototyping, serta strategi terbaik yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas prototyping.
Mengapa Software Prototyping Penting?
Membuat prototipe bukan sekadar sketsa awal, tetapi juga strategi untuk menghindari kegagalan proyek. Berikut beberapa manfaat utama dari software prototyping:
- Peningkatan Kualitas Produk – Memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai tampilan dan fungsionalitas software sebelum diproduksi secara penuh.
- Meningkatkan Kepuasan Pengguna – Dengan membuat prototipe yang tepat, produk akhir akan lebih selaras dengan ekspektasi pengguna dan meningkatkan tingkat adopsi.
- Memudahkan Eksplorasi Solusi Inovatif – Dengan adanya prototipe, tim dapat bereksperimen dengan berbagai pendekatan desain dan teknologi sebelum mengambil keputusan akhir.
- Mempermudah Komunikasi Tim – Software prototyping berfungsi sebagai alat komunikasi yang membantu pengembang, desainer, dan pemilik bisnis untuk memahami visi proyek secara lebih konkret.
- Validasi Ide – Memastikan konsep dan fitur sesuai dengan kebutuhan pengguna dan menghindari pengembangan fitur yang tidak diperlukan.
- Pengurangan Risiko – Mengidentifikasi tantangan teknis dan potensi kendala sejak awal sebelum pengembangan penuh dimulai.
Tanpa prototyping yang efektif, proyek dapat berakhir dengan produk yang tidak sesuai dengan harapan pengguna atau bahkan gagal total.
7 Kesalahan Umum dalam Software Prototyping
Mari kita terjun ke kesalahan umum yang sering kali dilakukan dalam software prototyping. Berikut adalah tujuh kesalahan umum dalam software prototyping yang sering terjadi:
1. Perencanaan yang Buruk
Kesalahan pertama yang sering kali dilakukan adalah tidak adanya perencanaan yang baik dan matang. Tanpa perencanaan yang jelas, Anda tidak akan memiliki fokus dan tujuan yang spesifik. Kesalahan ini sering kali terjadi karena beberapa hal sebagai berikut:
- Tidak adanya roadmap yang jelas.
- Target yang tidak terdefinisi.
- Kurangnya pemahaman tentang kebutuhan pengguna.
2. Kurangnya Validasi Pengguna
Salah satu tujuan software prototyping adalah mendapatkan validasi ide dan memastikan konsep dan fitur sesuai kebutuhan pengguna.
Namun, masih terdapat beberapa kasus ketika tim pengembangan tidak mendapatkan feedback dari user. Akibatnya, fitur yang dikembangkan tidak sesuai dengan ekspektasi pengguna. Jadi, untuk menghindarinya libatkan pengguna sejak tahap awal pengembangan prototipe.
Anda bisa menggunakan usability testing untuk mengidentifikasi kesalahan dalam produk bersama user.
3. Desain yang Tidak Responsif
Kesalahan umum selanjutnya adalah desain yang tidak responsif. Prototipe yang hanya dirancang untuk satu jenis perangkat dapat menjadi masalah ketika diimplementasikan di berbagai platform.
Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Anda bisa menggunakan framework yang mendukung pengembangan lintas platform. Kemudian, lakukan uji coba prototipe di berbagai ukuran layar dan sistem operasi.
4. Mengabaikan Feedback
Ketika proses pembuatan prototipe, hindari langsung masuk ke dalam ke tahap design tanpa mengetahui preferensi, tujuan, perilaku, dan kebutuhan pengguna.
Jika Anda mengabaikan feedback tersebut, desain yang dibuat menjadi tidak relevan dengan kebutuhan pengguna.
Solusinya adalah mendokumentasikan semua feedback dan tentukan prioritas perbaikannya. Anda juga bisa menerapkan metode agile untuk memastikan perubahan dapat diimplementasikan secara cepat.
5. Pemilihan Teknologi yang Tidak Sesuai
Menggunakan teknologi atau tools yang tidak sesuai dengan skala proyek dapat menyebabkan kendala di kemudian hari.
Lalu, apa solusinya? Lakukan riset mendalam sebelum menentukan framework atau tool yang digunakan, dan pilihlah teknologi yang fleksibel dan skalabel yang sesuai dengan kebutuhan proyek. Anda juga bisa mengkonsultasikan dengan profesional IT sebelum mengambil keputusan terkait teknologi.
6. Iterasi yang Terbatas
Iterasi yang terlalu sedikit atau bahkan hanya dilakukan sekali dapat menghambat proses pembuatan prototipe. Anda bisa menggunakan prototipe interaktif untuk mendapatkan lebih banyak insight sebelum implementasi penuh.
Selain itu, gunakan metode agile untuk memastikan iterasi dilakukan secara berkala berdasarkan feedback.
7. Komunikasi Tim yang Lemah
Kurangnya koordinasi antara pengembang, desainer, dan pemangku kepentingan sering kali menyebabkan miskomunikasi. Solusinya, Anda bisa menggunakan alat kolaborasi, seperti Jira, Trello, Slack, atau Asana untuk memastikan komunikasi yang lebih baik.
Anda juga bisa mengadakan pertemuan rutin bersama tim untuk mengevaluasi dan memantau progress prototyping. Pastikan juga semua anggota tim memiliki pemahaman yang sama terhadap tujuan proyek.
Tips Menghindari Kesalahan dalam Software Prototyping

Anda sudah mengetahui beberapa kesalahan dalam proses pembuatan prototipe. Hindari kesalahan umum tersebut untuk mendapatkan hasil yang optimal dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Berikut adalah beberapa best practices untuk menghindari kesalahan software prototyping:
- Tetapkan Tujuan yang Jelas – Jangan memulai tanpa roadmap yang jelas.
- Gunakan Metode Agile – Pastikan iterasi berjalan secara rutin.
- Uji Coba dengan Pengguna Akhir – Libatkan pengguna dalam tahap awal dan berikan mereka akses ke prototipe.
- Gunakan Teknologi yang Fleksibel – Pastikan teknologi yang digunakan dapat berkembang seiring pertumbuhan proyek.
- Dokumentasikan Setiap Perubahan – Catat semua perubahan yang dilakukan agar mudah ditelusuri.
- Libatkan Semua Pemangku Kepentingan – Pastikan komunikasi terbuka antara tim pengembang, desainer, dan pemilik produk.
Beberapa tips tersebut juga kerap kali dilakukan oleh Dhiaz, Project Manager GeekGarden. Dhiaz menyatakan bahwa untuk menghindari perubahan fitur dan fungsi dari pengguna, terapkan pendekatan iteratif dengan agile agar perubahan dapat dikontrol.
“Jangan lupa untuk berikan pencerahan kepada user bahwa prototype hanya untuk eksplorasi, bukan hasil akhir yang siap diproduksi,” tambah Dhiaz.
Pastikan Proyek Anda Berhasil Bersama GeekGarden!
Software prototyping yang buruk dapat menyebabkan produk gagal total atau tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna. Dengan tips dan best practices dari praktisi GeekGarden, Anda dapat memaksimalkan prototipe sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pengguna.
Tapi, Anda tidak perlu khawatir karena GeekGarden dapat menjadi mitra terbaik untuk segala permasalahan bisnis. GeekGarden adalah perusahaan IT konsultan yang berlokasi di Yogyakarta dan menyediakan layanan custom software development dan IT manpower sharing.

Kami juga telah memperoleh sertifikasi ISO dan PSE dari Kominfo. Jadi, tunggu apa lagi? Konsultasikan kebutuhan spesifik bisnis Anda untuk dapatkan software prototyping yang sesuai!
Penulis: Sari Dewi (Content Writer)