Di tengah transformasi teknologi, keberhasilan bisnis sangat bergantung pada efisiensi dan efektivitas proses operasional.
Salah satu cara untuk mencapainya adalah melalui Business Process Modeling. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Business Process Modeling?
Dalam artikel ini, Anda akan membahas pengertian, model populer, teknik, hingga contoh penerapan dalam bisnis Anda!
Apa itu Business Process Modeling?
Business Process Modeling adalah teknik yang digunakan untuk memvisualisasikan, menganalisis, dan meningkatkan proses bisnis suatu organisasi.
Proses bisnis adalah rangkaian aktivitas atau tugas yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dengan pemodelan ini, pemilik bisnis dan pengambil keputusan dapat lebih memahami alur kerja, mengidentifikasi kendala, serta mencari solusi untuk meningkatkan Return of Investment.
Manfaat Utama Business Process Modeling

Mengapa banyak organisasi beralih ke BPM? Berikut beberapa manfaat utamanya:
1. Efisiensi Operasional
BPM membantu mengurangi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah, sehingga waktu dan sumber daya dapat digunakan lebih efektif.
2. Pengambilan Keputusan Lebih Baik
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang alur proses, manajer dapat membuat keputusan yang lebih tepat berdasarkan data.
3. Meningkatkan ROI
Proses bisnis yang efisien berkontribusi langsung pada peningkatan laba karena biaya operasional dapat ditekan.
4. Mendukung Transformasi Digital
BPM memungkinkan organisasi untuk mengintegrasikan teknologi baru dengan mudah ke dalam proses mereka untuk mempercepat transformasi digital.
Model Bisnis Proses Paling Populer
Terdapat berbagai model proses bisnis yang bisa digunakan tergantung pada kebutuhan organisasi. Berikut adalah beberapa model bisnisnya:
1. Proses Bisnis Linier
Model ini menggambarkan alur kerja yang berjalan secara berurutan dari awal hingga akhir tanpa adanya cabang atau pengulangan.
Contohnya adalah proses persetujuan dokumen di mana setiap langkah harus diselesaikan sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya.
2. Proses Bisnis Fungsional
Metode ini mengelompokkan proses berdasarkan peran atau fungsi tiap departemen dalam sebuah organisasi.
Misalnya, fungsi pemasaran memiliki proses yang berbeda dari fungsi keuangan, meskipun keduanya saling berhubungan.
3. Rekayasa Ulang Proses Bisnis
Reengineering adalah proses mendesain ulang total alur kerja untuk mencapai peningkatan signifikan dalam kinerja, seperti mengurangi waktu produksi hingga 50%.
4. Proses Bisnis Terdistribusi
Melibatkan kolaborasi antartim atau unit bisnis yang tersebar di berbagai lokasi. Model ini sering digunakan oleh perusahaan multinasional yang memerlukan integrasi lintas negara.
5. Proses Bisnis Berbasis Teknologi
Menggabungkan otomatisasi dan teknologi seperti AI untuk meningkatkan kecepatan dan akurasi proses. Sebagai contoh, chatbot digunakan untuk meningkatkan efisiensi dalam layanan pelanggan.
Baca Juga: Keuntungan Digital Assessment dalam Bisnis
Teknik dalam Business Process Modeling

Setelah menentukan model yang sesuai, langkah selanjutnya adalah memilih teknik pemodelan yang akan digunakan.
1. BPMN (Business Process Model and Notation)
BPMN adalah standar pemodelan yang populer karena memberikan representasi visual yang kaya, mencakup aktivitas, aliran data, dan pengambilan keputusan.
Dengan simbol-simbolnya yang unik, BPMN membantu tim lintas fungsi memahami proses dengan cepat.
2. Universal Process Notation (UPN)
UPN lebih sederhana dan fokus pada efisiensi komunikasi antar tim. Pendekatan ini sangat cocok bagi organisasi yang ingin memulai pemodelan dengan cara yang sederhana dan praktis.
3. Flowchart Technique
Flowchart adalah teknis dasar yang menggunakan simbol sederhana untuk memetakan alur kerja. Meskipun tidak sekompleks BPMN, flowchart tetap efektif untuk proses yang relatif sederhana.
Contoh Penggunaan Process Model dalam Bisnis
Penerapan BPM dapat ditemukan di berbagai industri dan untuk berbagai tujuan. Berikut adalah berbagai penggunaan dari BPM:
1. Mengoptimasi dan Melakukan Standarisasi Proses
Misalnya, perusahaan ritel dapat menggunakan BPM untuk mengidentifikasi cara paling efisien dalam mengelola inventaris di seluruh cabang.
Dengan standarisasi proses, mereka dapat memastikan bahwa semua cabang mengikuti prosedur yang sama, mengurangi variabilitas dan meningkatkan konsistensi layanan.
2. Menilai Proses Baru
Ketika sebuah perusahaan ingin memperkenalkan produk atau layanan baru, BPM membantu mereka memahami dampaknya terhadap proses yang ada. Hal ini membantu mengurangi risiko dan memastikan peluncuran berjalan lancar.
3. Menganalisis Penggunaan Sumber Daya
Dengan BPM, organisasi dapat menganalisis bagaimana sumber daya seperti waktu, tenaga kerja, dan bahan baku digunakan dalam setiap proses.
Upaya ini memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi area yang berpotensi meningkatkan efisiensi.
Itulah dia penjelasan terkait apa itu Business Process Modeling beserta manfaat, teknik, dan contoh penerapannya.
Business Process Modeling merupakan alat yang efektif untuk menganalisis dan mengoptimalkan proses bisnis.
Dengan memilih model dan teknik yang tepat, organisasi dapat mengoptimalkan alur kerja mereka, meningkatkan efisiensi untuk mencapai tujuan bisnis. Dalam era digital transformation, BPM menjadi lebih relevan dari sebelumnya.
Maka dari itu, mulai transformasi bisnis Anda dengan memahami dasar-dasar Business Process Modeling.
Jangan khawatir! Sebab, GeekGarden dapat membantu bisnis Anda dalam digital transformation.
GeekGarden merupakan salah satu perusahaan bidang TI yang menyediakan berbagai layanan untuk bisnis Anda.
Selain itu, kami juga menyediakan talent yang berpengalaman di bidangnya. Tidak perlu karena kami sudah mendapatkan sertifikasi ISO dan PSE dari Kominfo.Jadi, segera kunjungi website kami dan jadwalkan konsultasi gratis bersama tim GeekGarden sekarang juga!
Penulis: Sari Dewi (Content Writer)
Editor: Helmi Maulidina (SEO Specialist)